Text
Aji Batara Agung Dengan Puteri Karang Meuleneu
Cerita yang berjudul “Aji Batara Agung dengan Puteri Karang Melenu” diawali dengan kehidupan di sebuah negeri tersebutlah seorang petinggi sangat dihormati dan disegani oleh penduduk setempat. Orang Kutai menyebut petinggi itu Petinggi Jaitan Layar, dan istrinya bernama Nyai Minak. Meskipun usia sudah tua, Petinggi Jaitan Layar belum dikaruniai seorang anak, atas kehendak Dewata permohonan semedinya untuk mendapatkan seorang anak terkabul. Seorang bayi ditemukan di dalam kotak emas, tampak ditangan bayi memegang sebuah telur ayam dan tangan yang satunya memegang sebilah keris emas berkilauan, bayi tersebut merupakan keturunan Dewa-dewa dari Kayangan dan diberi nama Aji Batara Agung. Di negeri lain seluruh penduduk Kampung Melanti hidup rukun meskipun mereka serba kekurangan. Petinggi Kampung Melanti itu biasa dijuluki Petinggi Hulu Dusun. Petinggi Hulu Dusun dan istrinya, Babu Jaruma memelihara ular kecil yang dibesarkan dengan kasih sayang. Setelah beberapa tahun ular kecilnya berkembang menjadi seekor Naga. Atas kehendak Dewata dari seekor Naga diganti dengan seorang bayi Perempuan, tampak ditangan kanan bayi perempuan itu menggenggam emas, sedangkan tangan kirinya menggenggam sebuah telur. Puteri Tersebut diberi nama puteri Karang Melenu. Puteri ini adalah keturunan Dewa-Dewa di Kayangan.
Tidak tersedia versi lain